- Di Duga Korupsi Rp 2,64 M, Kejari Lutim Resmi Tetapkan Oknum Kades Balai Kembang Jadi Tersangka
- Trump vs Musk, Proyek Rudal Jatuh ke Tangan Amazon, Tinggalkan SpaceX?
- Jet Tempur Bangladesh Jatuh di Kampus Dhaka, 25 Anak Tewas
- Presiden Prabowo Perintahkan Pengawasan Ketat Koperasi Desa Merah Putih
- Dewa United Juara IBL 2025, Taklukkan Pelita Jaya Lewat Laga Dramatis 74-73
- Imbangi Malaysia 0-0, Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Semifinal sebagai Juara Grup A
- Tujuh Negara Bagian AS Ganti Nama (Tepi Barat) Jadi (Judea dan Samaria), Didorong Lobi Zionis
- Bundaran Batara Guru Bersiap Jadi Magnet Baru Luwu Timur
- Legislator Rusia Desak WhatsApp Angkat Kaki, Berpotensi Masuk Daftar Aplikasi Terlarang
- 67 Warga Palestina Tewas Ditembak Saat Tunggu Bantuan PBB di Gaza Utara
Legislator Rusia Desak WhatsApp Angkat Kaki, Berpotensi Masuk Daftar Aplikasi Terlarang

Keterangan Gambar : Logo WhatsApp (Foto: Dok. Istimewa)
Rusia, (Lutim Change)– Seorang legislator Rusia mendesak agar layanan pesan instan WhatsApp angkat kaki dari negaranya, menyusul potensi aplikasi tersebut masuk ke dalam daftar perangkat lunak terlarang.
Wakil Kepala Komite Teknologi Informasi di Majelis Rendah Parlemen Rusia, Anton Gorelkin, mengatakan WhatsApp harus bersiap meninggalkan Rusia. Hal itu disampaikan menyusul kebijakan Presiden Vladimir Putin yang memperketat penggunaan aplikasi asing dan mendorong penggunaan layanan lokal. Pernyataan Gorelkin itu dilaporkan oleh media Endgadget dan Fox News pada Jumat (18/07/25) waktu setempat.
Baca Lainnya :
- PT Vale Jadwalkan Ulang RUPSLB untuk Penunjukan Presdir dan CEO Baru0
- Mantan Penasihat Pentagon: Persediaan Rudal AS Hanya Cukup untuk Perang 8 Hari0
- UNICEF Umumkan Jumlah Anak Yang Tewas di Tangan Rezim Bengis Zionis Israel Setiap Harinya0
- Perlawanan Imam Husein ke Yazid bin Muawiyah dan Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam0
- Tampilan Tema Transformer Hadirkan Nuansa Baru di Game PUBG Mobile0
Gorelkin menilai, jika WhatsApp tidak lagi tersedia di Rusia, masyarakat dapat beralih sepenuhnya ke aplikasi buatan dalam negeri. Menurutnya, hal itu sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, terutama dari negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Pada Juni lalu, Presiden Putin menandatangani aturan yang memperketat penggunaan perangkat lunak asing dan memberikan prioritas pada pengembangan teknologi domestik. WhatsApp, yang dimiliki oleh Meta—perusahaan yang juga membawahi Facebook dan Instagram—berada dalam tekanan tambahan karena Meta telah dikategorikan sebagai organisasi ekstremis di Rusia sejak 2022, pasca invasi ke Ukraina. Sebagai akibatnya, Facebook dan Instagram sudah lebih dulu diblokir di negara tersebut.
Namun, langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Beberapa pihak khawatir aplikasi lokal yang dipromosikan pemerintah bisa digunakan untuk melacak aktivitas pengguna. Bahkan, muncul usulan agar kecepatan akses WhatsApp diperlambat guna memaksa masyarakat beralih ke aplikasi lokal—sebuah taktik yang sebelumnya pernah diterapkan terhadap YouTube.
Kontroversi seputar pembatasan aplikasi asing terus memicu perdebatan di Rusia antara kepentingan keamanan nasional dan kebebasan digital warganya.
Pewarta : Ismail Samad
Editor : Redaksi
Copyright lutimchange.com 2025
