- Di Duga Korupsi Rp 2,64 M, Kejari Lutim Resmi Tetapkan Oknum Kades Balai Kembang Jadi Tersangka
- Trump vs Musk, Proyek Rudal Jatuh ke Tangan Amazon, Tinggalkan SpaceX?
- Jet Tempur Bangladesh Jatuh di Kampus Dhaka, 25 Anak Tewas
- Presiden Prabowo Perintahkan Pengawasan Ketat Koperasi Desa Merah Putih
- Dewa United Juara IBL 2025, Taklukkan Pelita Jaya Lewat Laga Dramatis 74-73
- Imbangi Malaysia 0-0, Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Semifinal sebagai Juara Grup A
- Tujuh Negara Bagian AS Ganti Nama (Tepi Barat) Jadi (Judea dan Samaria), Didorong Lobi Zionis
- Bundaran Batara Guru Bersiap Jadi Magnet Baru Luwu Timur
- Legislator Rusia Desak WhatsApp Angkat Kaki, Berpotensi Masuk Daftar Aplikasi Terlarang
- 67 Warga Palestina Tewas Ditembak Saat Tunggu Bantuan PBB di Gaza Utara
Apa yang Dikhawatirkan Amerika terhadap BRICS?

Keterangan Gambar : Dollar AS ditengah ancaman eksistensi BRICS. (lutimchange.com)
Lutim, lutimchange.com— Keberadaan aliansi ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) ditambah dengan bergabungnya beberapa negara seperti Mesir, Etiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Ara, semakin menarik perhatian dunia, termasuk Amerika Serikat. Kekhawatiran utama Washington terletak pada potensi BRICS untuk menantang dominasi ekonomi dan geopolitik Barat, terutama dalam hal penggunaan dolar AS sebagai mata uang global.
BRICS secara aktif mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan membahas kemungkinan menciptakan mata uang bersama. Langkah ini dinilai dapat mengurangi ketergantungan negara-negara berkembang terhadap dolar dan sistem keuangan Barat.
Baca Lainnya :
Selain itu, perluasan keanggotaan BRICS dengan masuknya negara-negara seperti Arab Saudi dan Iran memperkuat pengaruh blok tersebut dalam sektor energi. Hal ini berpotensi menggeser peta kekuatan global yang selama ini didominasi oleh Amerika dan sekutunya.
Analis menilai bahwa meskipun tantangan dari BRICS belum sepenuhnya mengancam dominasi AS, pergeseran arah ekonomi global ini menjadi perhatian serius bagi Washington.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Presiden Donald Trump bertekad untuk memastikan bahwa Amerika Serikat diperlakukan secara adil di panggung dunia, seraya menekankan bahwa Trump yakin kelompok BRICS berupaya untuk melemahkan kepentingan Washington dan akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk mencegah negara-negara lain memanfaatkan Amerika Serikat dan rakyatnya.
Presiden AS menulis dalam sebuah unggahan di layanan pesan sosialnya, Truth Social, terkait hal ini, Setiap negara yang menyelaraskan diri dengan kebijakan anti-Amerika dari negara-negara anggota BRICS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!
Pernyataan Gedung Putih dan Juru Bicara Kepresidenan sebenarnya mencerminkan kekhawatiran mendalam Washington tentang pembentukan tatanan multipolar baru. Sebuah tatanan yang tidak lagi tunduk pada aturan sepihak kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat, dan berupaya mendefinisikan ulang perimbangan global dengan suara negara-negara yang terabaikan.
Penulis: Ismail Samad
Editor: Ismail Samad
Copyright © lutimchange 2025
